Angkatan Muda Golkar Serang Balik KNPI Pimpinan Almuhajir
BantengIndonesia;Namlea,- KNPI Buru pimpinan Almuhajir Sipiel Miru, diduga telah menjadi alat politik kelompok tertentu di pilkada Buru 2024.
Serangan balik kepada KNPI Buru pimpinan Almuhajir Sipiel Miru itu datang dari Angkatan Muda Golkar Buru, setelah Ketua DPD I Partai Golkar Maluku, Ramly Ibrahim Umasugi diserang secara terbuka melalui pembuatan opini dan berita pada sejumlah media online dua hari terakhir ini perihal Dinasti Politik.
“Tudingan dinasti politik yang di sampaikan oleh KNPI versi Almuhajir dan beberapa oknum yang disampaikan di beberapa media dialamatkan kepada Ketua Golkar Maluku, Pak Ramly Ibrahim Umasugi adalah keliru,”tangkis Ketua Angkatan Muda DPD II Partai Golkar Kabupaten Buru, Taher Fua, Jumat sore (2/8/2024).
Tegas Fua, dalam mengawal agenda pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah di Kabupaten Buru, sebagai wadah organisasi pemuda, semestinya KNPI pimpinan Almuhajir dapat memberikan pencerahan dan edukasi politik yang baik.
“Bukan justru KNPI digunakan untuk membekap kepentingan para politisi,”sesali Fua.
Karena itu, sekali lagi, Fua menepis pernyataan tentang dinasti politik yang disampaikan oleh Abdulah Umar dan beberapa oknum dengan mengatasnamakan KNPI Kabupaten Buru.
Menurut Taher Fua, bila pemilihan kepala daerah itu ditentukan oleh Ramly dengan menunjukan anaknya langsung lalu ditetapkan sebagai Bupati atau wakil bupati, maka bolehlah disebut Ramly melakukan dinasti politik.
“Pemilihan pilkada serentak tahun 2024 ini kan dipilih langsung dan rakyat yang akan menentukan pilihannya. Bukan ditentukan sendiri oleh Ramly . Jadi bagaimana itu diartikan sebagai sebuah dinasti,”gerah Taher Fua.
Anehnya lagi, lanjut Fua, KNPI Buru pimpinan Almuhajir ini tidak menginginkan Ramly untuk ambil bagian dalam kontenstasi pilkada 2024. Bahkan mereka sesumbar kalau Ramly mematikan regenerasi di Kabupaten Buru.
Menanggapi kicauan miring itu, Fua sempat bertanya, memangnya cuma Partai Golkar yang ada di Kabupaten Buru?
“Memangnya keputusan politik semua partai itu tergantung dan terletak pada persetujuan Pak Ramly?,”katanya gerah.
“Ini kan aneh. Pak Ramly sebagai ketua DPD Partai Golkar Maluku sudah barang tentu yang bertanggung jawab terhadap kemenangan partai, bukan hanya di Kabupaten Buru, tapi di seantero 11 kabupaten/kota di Maluku. Jadi bagaimana mungkin dia melarang Pak Ramly agar tak boleh terlibat dalam perhelatan pilkada Buru,?,”cibir Fua.
Lanjut Fua, rekan-rekan Almuhajir bahkan menghimbau agar masyarakat menolak permainan Ramly. “Memangnya permaian apa yang dibuat pak Ramly.? Semua keputusan politik soal siapa yang bakal direkomendasikan itu adalah domainnya DPP Partai Golkar,”sergah Fua.
Tegas Fua, sebagai kaders Golkar, putri dari Ramly, yaitu Gadis Siti Nadia Umasugi (GSNU) juga memiliki hak yang sama dengan kaders Golkar lainnya dalam melakukan lobby untuk mendapatkan rekomendasi. “Jadi penìlaian mereka ini salah tempat”nilai Fua.
Menurut Taher Fua, dinamika soal rekomendasi telah berakhir dengan dikeluarkannya surat rekomendasi untuk pasangan Azis – Gadis dan itu klear.
Sebagai kaders partai Golkar tentu ia dan rekan-rekan memiliki tanggung jawab secara organinasi guna bekerja dengan partai-partai koalisi lainnya untuk memenangkan pasangan Aziz – Gadis.
Dengan tidak mendahului kuasa Allah SWT, Fua membocorkan hasil survei tehadap Abdul Aziz Hentihu sebagai calon bupati yang meraih persentasi paling tinggi mencapai 38 persen lebih.
Survei perseorangan cawabup Gadis juga yang paling tinggi mencapai 22,7 persen. Dua cawabup yang surveinya di urutan kedua dan ketiga sudah dipinang Ikram Umasugi dan Muhammad Daniel Rigan.
Jadi klop kalau Golkar memasangkan kadernya dengan Ketua DPW PPP Maluku, Aziz Hentihu sebagai Calon Bupati Buru.
“Saya menilai beberapa oknum yang memberikan statemen saat ini yang katanya Pak Ramly telah melakukan dinasti politik adalah mereka yang dari awal mendorong kandidatnya agar dapat bertarung dalam pilkada tahun ini . Namun karena tidak diakomudir sehingga berbuntut kecewa,”ungkap Fua.
Fua menyarankan agar dalam pilkada kabupaten dan pilgub Maluku, sebagai generasi muda mestinya dapat memberikan pencerahan politik yang baik kepada masyarakat dengan menyampaikan ide dan gagasan kandidat maupun selaku tim.
“Itu lebih tepat dari pada menyampaikan narasi-narasi yang menunjukan ketidakdewasaan kita dalam pemahaman politik,”gugah Fua.(S-15)
Discussion about this post