Banteng Indonesia,- Gubernur Maluku, Hendrik Lewerissa merespon cepat bentrok antarwarga warga dari tiga desa sekaligus, yakni Desa Sawai, Rumaolat, dan Masihulan di Kecamatan Seram Utara, Kamis (3/4/2025) pagi.
Penanganan Konflik di Seram Utara, Gubernur Maluku, Hendrik Lewerisa bersama Kapolda Maluku, Irjen Pol Eddy Sumitro Tambunan, Pangdam XV/Pattimura, Mayjen TNI Putranto Gatot Sri Handoyo melihat langsung serta memastikan situasi kondusif, tiba di Pelabuhan Ina Marina Masohi.
Gubernur dan rombongan tiba di Pelabuhan Ina Marina Kota Masohi, sekira pukul 09.15 WIT, Jumat (4/4/2025). Rombongan gubernur disambut langsung oleh Sekretaris Daerah Maluku Tengah, Rakib Sahubawa., Ketua DPRD Maluku Tengah, Herry Men Carl Haurissa., dan sejumlah pimpinan OPD Maluku Tengah. Selanjutnya Gubernur beserta rombongan langsung menuju Seram Utara.
“Dalam kunjungan ini kita mengupayakan mediasi damai sebagai upaya penghentian konflik,” kata Gubernur
Ia pun masuk ke dalam rumah ibadah dan melakukan pertemuan dengan masyarakat Desa Masihulan untuk menyampaikan pesan-pesan perdamaian.
Dari Desa Masihulan, Gubernur beserta rombongan menuju Desa Sawai, di desa ini gubernur didampingi Pangdam, Kapolda dan Bupati Maluku Tengah melakukan pertemuan dengan masyarakat Sawai.
Selain itu, Gubernur juga melakukan pertemuan dengan masyarakat Desa Rumah Olat.
Desa tersebut merupakan satu dari tiga desa yang cukup terdampak akibat bentrokan yang terjadi. Sejumlah rumah warga pun terbakar hingga rata dengan tanah.
“Saya menyesalkan terjadinya bentrok antar kelompok masyarakat di tiga desa tersebut yang mengakibatkan korban jiwa, luka-luka, dan kerugian harta benda,” ujarnya.
Ia pun meminta warga setempat untuk mempercayakan penanganan masalah tersebut kepada TNI-Polri hingga tuntas. Apalagi akibat bentrokan ini, seorang anggota polisi meninggal dunia tertembak orang tak dikenal.
“Saya minta masyarakat menahan diri jangan terprovokasi dari pihak manapun, Maluku harus damai,” tandasnya.
Hingga saat ini, lokasi bentrokan antara tiga desa yang bertetangga tersebut sudah kembali kondusif. Namun, aparat gabungan dari TNI dan Polri masih berjaga di perbatasan ketiga desa ini.
Langkah cepat Gubernur Maluku ini mendapat apresiasi dari banyak Warga di 11 Kabupaten Kota di Maluku terutama di tiga Desa yang terjadi konflik dan sekitarnya.
Salah satu Tokoh Pemuda Maluku, Mat Tuhepaly menilai langkah cepat Gubernur Maluku, Hendrik Lewerisa, Kapolda Maluku, Irjen Pol Eddy Sumitro Tambunan, Pangdam XV/Pattimura, Mayjen TNI Putranto Gatot Sri Handoyo Dan Bupati Maluku Tengah Zulkarnain Awat Amir dalam merespon cepat bentrok Desa Sawai, Rumaolat, dan Masihulan di Kecamatan Seram Utara ini patut di acungkan cempol.
Baginya Gubernur Hendrik lewerisa tidak sekedar duduk di belakang meja dan mengarahakan anak buahnya ke lapangan mengatasi persoalan dimaksud, namun beliau berkoordinasi langsung dengan Bupati dan turun gunung di TKP dalam menyelesaikan bentrok yang meresahkan warga tersebut, Maluku tidak salah pilih pemimpin.
“Diketahui, Hendrik Lewerisa dengan gaya yang sederhana tampak menerapkan komunikasi yang baik, terbuka, dan saling menghormati semua kalangan demi Maluku yang lebih baik, ” Kata Tuhepaly.
Tuhepaly menyampaikan Maluku memiliki sejarah konflik yang buruk dimasa lalu, termasuk konflik antar agama dan perebutan wilayah. Konflik ini mengakibatkan banyak korban jiwa, perusakan harta benda, dan pengungsian. Jangan sampai terjadi lagi, kasian.
Olehnya itu, “Pranata sosial dan budaya yang kuat di Maluku, khususnya di Pulau Seram, Ambon, dan Lease dalam bingkai Pelagandong yang mencerminkan ikatan persaudaraan, persahabatan, dan kekerabatan antar masyarakat ini harus di jaga dan dilestarikan dalam membangun Maluku yang lebih bae kedepan, ” Tandas Tuhepaly. (BI-05)
Discussion about this post