Banteng Indonesia,- Abdul Wahab Sangadji ( Executive Bidang. ESDM -POLAM-Maluku) menegaskan belakangan ini viral kampanye Save RajaAmpat dari Greenpeace yang menampilkan keindahan Piaynemo berdampingan dengan foto dan video tambang nikel di Pulau Gag. Selain itu, banyak foto hasil editan AI juga beredar luas.
Abdul Wahab Sangadji menyampaikan akibat narasi ini, banyak yang mengira lokasi tambang berada di kawasan wisata.
“Faktanya, aktivitas tambang sebenarnya berada di Pulau Gag, sekitar 40 kilometer dari Piaynemo. Pulau Gag bukanlah destinasi wisata, melainkan wilayah dengan izin usaha pertambangan resmi yang dikelola oleh PT GAG Nikel. Izin eksplorasi di pulau ini telah berlaku sejak 1998, dan ditetapkan sebagai IUP (Izin Usaha Pertambangan) sejak 2017,” Jelasnya.
Menurut Wahab Sangadji secara geologi, Piaynemo adalah kawasan karst yang tersusun dari batu gamping, bukan jenis batuan yang mengandung nikel. Sementara itu, nikel umumnya ditemukan di batuan ultrabasa seperti laterit atau peridotit. Artinya, secara ilmiah, wilayah seperti Piaynemo tidak memiliki potensi nikel dan tidak mungkin untuk ditambang.
Ia menyampaikan kasus Izin Usaha Pertambangan (IUP) nikel milik PT Gag Nikel di Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya, yang dihentikan sementara oleh Bahlil, misalnya, izinnya dibuat oleh menteri sebelumnya tetapi kesalahannya dilimpahkan kepada menteri sekarang
“Jangan sampai publik terjebak pada narasi yang tidak adil. Ini bukan soal pribadi Menteri Bahlil, tetapi tentang bagaimana negara hadir untuk rakyat, ” tandasnya.
Discussion about this post